3/20/2021 0 Comments Sajak Bahasa Sunda
Contoh sajak bebas: Teruntuk buah hatiku Memang sukar hidup ini Banyak cela banyak maki Banyak lubang sana sini Namun tegaplah berdiri Jangan goyang jangan ragu Tapaklah jalan agama Pasti benar sampai mautmu Jangan goyang jangan takut Ibu selalu bersamamu Bersama Tuhan di hatimu Demikian artikel tentang Sajak: Pengertian, Ciri, Jenis dan Contoh Sajak Dalam Bahasa Indonesia Lengkap, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.Sajak ini sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesamaan bunyi maupun kekontrasan.
Pengertian sajak adalah suatu persamaan bunyi, persamaan ini ada pada kalimat atau perkataan yang berada di awal, di tengah maupun di akhir kalimat atau perkataan. Meski sajak bukan syarat khusus untuk puisi lama, tapi pengaruh sajak sangat mengikat pada bentuk dan pemilihan kata dalam puisi tersebut. Selain itu, sajak diartikan sebagai puisi yang tidak terikat pada setiap kata-katanya, jadi dalam penulisannya bisa dilakukan dengan bebas. Daftar Isi Artikel 1 Ciri-Ciri Sajak 2 Jenis Sajak dan Contohnya 2.1 Jenis Sajak Berdasarkan Posisinya 2.2 Jenis Sajak Berdasarkan Kesesuaian Bunyi Suku Kata 2.3 Jenis Sajak Berdasarkan Kesesuaian Bunyi Akhir Setiap Kata Ciri-Ciri Sajak Berikut ini ciri-ciri atau karakteristik sajak diantaranya yaitu: Memiliki bentuk tertentu, berurutan dalam baris yang sejajar, memiliki pola (untuk puisi tradisional), atau memiliki bentuk bebas. Ungkapan kata dan bahasa pada sajak dipengaruhi oleh unsur lagu, irama, dan keharmonisan bunyi. Baris pada sajak disusun membentuk pola atau ikatan tertentu (untuk puisi tradisional) dan tanpa pola ikatan tertentu. Jenis Sajak dan Contohnya Sajak dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu berdasarkan posisinya, berdasarkan kesesuaian bunyi suku katanya, dan berdasarkan kesesuaian bunyi akhir setiap katanya. Jenis Sajak Berdasarkan Posisinya Berdasarkan posisinya, sajak dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu: Sajak Awal, yaitu persesuaian bunyi suku kata yang letaknya di awal kata. Contoh sajak awal: Bukan ku Bukan ketidakpercayaanku padamu Tapi ketakutanku Bukan kematian risaukanku Tapi perpisahan takutkaku Bukan membagi cinta dariku Tapi merenggut cinta dariku Sajak Akhir, yaitu penyesuaian bunyi suku kata yang terletak di akhir kata. Contoh sajak akhir: Sujud Sajadah melapisi kulitku Dingin tak merasuk dalam tulangku Dalam kerendahanku Memohon kepadaMu Tuhanku Ampunilah segala dosaku Sirnakan segala khilafku Tuntun selalu aku Agar tercapai inginku Siratal mustaqim jalanku RidhoMu tujuanku Jenis Sajak Berdasarkan Kesesuaian Bunyi Suku Kata Berdasarkan kesesuaian bunyi suku katanya, sajak dibagi menjadi 6 (enam), yaitu: Sajak Penuh atau Sajak Sempurna, yaitu jenis sajak yang ditandai dengan kesesuaian bunyi pada suku kata terakhir secara penuh. Contoh sajak penuh: Terancam sudah iman yang goyang Hamba yang tak rajin sembahyang Sungguh malang sungguh sayang Kini umur sudah melayang Sajak Paruh atau Sajak Tidak Sempurna, yaitu jenis sajak yang ditandai dengan kesesuaian bunyi pada suku kata terakhir tapi tidak penuh atau secara keseluruhan. Contoh sajak paruh: Menuntut ilmu hendaklah semangat Jangan malas haruslah giat Ilmu akan membuat kita selamat Di dunia ataupun akhirat Ilmu buat kita makin dewasa Ilmu pula yang hilangkan lara Bukankah Ilmu faktor kita bahagia Dari muda hingga menua Sajak Aliterasi. Kesesuaian bunyi pada sajak aliterasi terletak pada huruf konsonan dalam setiap kata kata dalam puisi. Contoh sajak aliterasi: Baik budi ibu bapak Nafkah keluarga kena cukup Hawa haram mustilah musnah Hawa halal mustilah hadir Kerja pakai kalimatullah Berkah buat beragam barang Sajak Asonansi, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian pada seluruh katanya, kesesuaian bunyi pada sajak asonansi terletak pada huruf vokalnya. Contoh sajak asonansi: Kakimu tertatih tatih Mengayuh sepeda terengah engah Cinta tiada karena rupiah Cintamu bagi negeri Rontokkan mosi kebodohan Sajak Rangkai, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi pada huruf vokal, tapi hanya pada beberapa suku kata. Contoh sajak rangkai: Kesabaran butuh kesadaran Karena kesadaran timbul kesabaran Raih kekayaan untuk kejayaan Karena kejayaan menjaga kekayaan Sajak Rangka, yaitu sajak yang memuat kesesuaian bunyi pada huruf vokal dalam beberapa kata. Contoh sajak rangka: Lihat simpang jalan samping kota Tindak tanduk ibu tua renta Tak lelah pontang panting Tak berhenti mondar mandir Gunakan kesempatan sebelum kesempitan Jenis Sajak Berdasarkan Kesesuaian Bunyi Akhir Setiap Kata Berdasarkan kesesuaian bunyi akhir setiap katanya, sajak dibagi menjadi 5 (lima) jenis diantaranya yaitu: Sajak Rata atau Sajak Sama, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-a-a. Sajak Silang atau Sajak Senkelang, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-b-a-b. Contoh sajak silang atau sajak senkelang: Kenapa engkau datang wahai maut Belahan jiwaku kau bawa pergi Kenapa dia yang kau renggut Membawa nestapa dalam diri Apa guna kini kuhidup Hanya sepi dan sunyi Untuk siapa aku hidup Masa depanku telah pergi Sajak Kembar atau Sajak Pasangan, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-b-b. Contoh sajak peluk atau sajak paut: Ya Tuhan kami Kami telah terpuruk dalam lautan dosa Detik menit jam kami terendam dalam dosa Pantaskah kami raih surgawi Bisakah kami tetap berdiri Tanpa kasih dan sayangMu Tapi justru kami mengecewakanMu Ya Tuhan ampunilah kami Sajak Patah atau Sajak Putus, yaitu sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-a-b, a-b-a-a, atau a-a-b-a. Contoh sajak patah atau sajak putus: Tengoklah raga ibumu Kecil tapi penuh kekuatan Lemah tapi penuh keberanian Pantang menyerah untuk masa depan Sajak Bebas, yaitu sajak yang tidak memiliki bentuk ataupun bunyi yang sama dan juga tidak ada aturan sama sekali.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |